What should we do?

Saat pertama kali kami bertemu Kiki Jumat malam lalu,
walaupun terlihat lelah, Kiki tetap tegar dan ramah.

Tadi malam(senin,12 may) Kiki terlihat lain.
Anak ini masih trauma dengan "PROSEDUR" pembersihan luka yang mengharuskannya menunggu dalam lapar selama berjam-jam, ditambah "PEMANDANGAN" mengerikan di lorong depan ruang oprasi.

Apa salah Kiki dan keluarganya?
Kenapa perlakuan yang mereka dapatkan sangat menyakitkan?

Menurut mama Kiki, 2 hari lagi proses yang sama akan di ulang.
Kenapa dokter yang maha agung itu tidak pernah memberikan keterangan jelas untuk keluarga Kiki?
Bius total untuk seorang anak..apakah itu tidah berbahaya? Apa impact nya?

"Kalau dokter Jorianto orangnya ramah mbak. Dia mau menjelaskan setiap pertanyaan kita"
"Tapi dokter yang tadi itu.. menolehpun tidak"

Kiki sekarang gampang marah..
Ketika tidur malam, Kiki sering bermimpi dan berteriak-teriak ketakutan..
Kiki minder dan malu dengan tangan kirinya..

Teman,
Keluarga Kiki sedang berusaha..
Kalau saja Kiki bisa di tangani oleh dokter yang lebih manusiawi..mungkin penyembuhan luka-lukanya lebih maksimal.
Dan yang pasti, Kiki tidak bertambah tertekan seperti sekarang

Bantu doa ya..
Jika ada rekan yang punya ide, masukan..kami tunggu

2 komentar:

Vita mengatakan...

Ita dear,
kalau memungkinkan pindah dokter atau pindah RS saja. Tidak semua dokter dan semua RS "punya hati".
Tapi masih banyak dokter lain yang tulus peduli pada pasien.
Doa utk Kiki semoga cepat sembuh

asrita mengatakan...

vita..terima kasih atas segalanya ya..
makasih sumbangannya, means alot.
Doain moga2 mgu ini kita bisa ngurusin pindah RS yang lebih punya 'hati'