Masih tentang pelayanan..

Apakah pertanyaan harus di ucapkan dengan nada tinggi?
dengan wajah tanpa senyum..
atau bahkan dengan air mata..
Hanya untuk di dengar lalu di jawab?

Apakah (saya) harus menjadi orang yang sangat kasar
Menyindir dengan kata-kata pedas
Menghubungi semua teman dan kerabat sumber kekuasaan
Hanya untuk mendapat perhatian?


Itu yang sempat kami rasakan..
Kemaren, Sabtu 24 Mei 2008

Hari Sabtu jam 2.30 saya dan kedua anak saya mengunjungi Kiki di RSOB
Seperti biasa, Kiki masih berbaring..
Ada bau yang tidak sedap dari luka-lukanya..
Dari pernyataan mama Kiki, dari hari Senin lalu (setelah operasi ke-3) perban di tangan kanan Kiki tidak pernah di ganti.
Untuk punggung, sudah di bersihkan pada hari Rabu dan Jumat.

"Dokter janji pagi ini datang, tapi sampai sekarang belum datang", begitu penjelasan mama Kiki

Pukul 3.30, dokter dan serombongan perawat datang
Tanpa sapa, dokter dan perawat langsung menduduk kan Kiki yang mulai menangis dan meronta.
Mama Kiki mencoba menenangkan anaknya..

Saya, dan anak-anak 'terpaksa' melihat kondisi luka Kiki.
Bergidik rasanya.
Ini kali pertama saya melihat luka di tangan Kiki..
Tidak ada bahasa yang tepat untuk menggambarkannya..

Tiba-tiba, Kiki berteriak keras..di iringi tangis mama Kiki
Ternyata dokter dan perawat dengan keras mencabut perban yang tertempel lengket di punggung Kiki
Darah mengucur deras..
Saya tidak kuat lagi..
Anak-anak memeluk saya..mereka juga melihat yang terjadi..
Sungguh..
itu perbuatan yang ceroboh!

Entah apa yang ada di pikiran dokter dan perawat itu
Apakah mereka tidak punya anak? Lihat Kiki! Dia sangat kesakitan!

Tanpa memberi penjelasan..dokter segera kluar
"Bersihkan!" itu perintahnya pada para perawat

Sambil menangis, mama Kiki meminta pada para perawat agar membiarkan beliau yang membersihkan Luka

Tidak begitu lama, seorang perawat memberikan daftar obat yang harus di ambil di apotek.
Saya berlari ke bawah di temani anak-anak..

Sesampai di atas,
Sudah tidak ada perawat yang tadi, di gantikan 2 perawat yang lebih muda. Papa Kiki juga baru sampai..

Perawat kali ini sangat lemah lembut
Sekilas saya lihat tag namanya "...Fitra"
yang satunya lagi tidak sempat saya perhatikan..

Dengan lembut,
Sambil bercerita..
Dia membersihkan luka-luka Kiky..
Kiki sudah tidak menangis..
Mama Kiki juga sudah tenang..

Sebelumnya,
Saya sempat menghubungi Ayay (suami saya) untuk mencari informasi tentang rumah sakit swasta di Batam
Apakah mungkin Kiki kita pindahkan kesana?
Terus terang, saya sakit hati dan sangat marah dengan apa yang barusan saya saksikan
Dari beberapa rumah sakit yang sempat di hubungi, pada dasarnya tidak ada kendala untuk memindahkan Kiki ke sana.
Masalah biaya, biarlah kita pikirkan nanti..pasti ada jalan.

Ayay menghubungi teman-teman koordinator yang langsung berangkat menuju ke RSOB Sekupang
Kami bertemu di kamar Kiki..
Saya sendiri masih dalam keadan shock dan marah.

Atas bantuan salah seorang pejabat yang sangat care,
ada 2 dokter yang datang ke kamar Kiki..

Kami minta catatan medis Kiki
Agar secepat mungkin bisa kami pindahkan

Sayang nya, mungkin karena keadaan tidak kondusif, keterangan dokter tersebut malah membuat keadaan semakin tidak stabil..
"Kiki sekarang sudah lebih baik pak-bu, mungkin jika tidak dibawa ke sini..Kiki sudah lewat"
Saya meradang!
Bukan itu yang ingin kami dengar..
Tidak ada sedikit pun terlintas pikiran untuk meniadakan segala budi para dokter yang telah menyelamatkan Kiki.
Tapi ketika perkataan "lewat" di ucapkan..
Entahlah..

mungkin sumbu saya terlalu pendek..gampang meledak

Dan catatan medis yang kami butuhkan tidak dapat di berikan..
Dengan alasan, data memang milik pasien..tapi berkas milik rumah sakit. Itu peraturan nya (di Indonesia?)!!

Kami benar-benar buntu..
Malam itu ada Saya, Ayay, Pak Budi, Pak Heru, Pak Herdian dan temannya (maaf, tidak sempat berkenalan) dan kebetulan ada visitor untuk Kiki, Pak Denny dan Istri serta anak mereka. Ada juga mbak Komang Ayu yang sengaja di jemput untuk menghibur Kiki..mba Ayu sangat pandai bercerita.

Dari segi medis, kami coba menghubungi beberapa teman yang bergerak di bidang medis..
Entah bersumber dari mana..pihak rumah sakit mengartikan kami hendak menghubungi media..
Padahal tidak ada niat untuk itu..terfikirpun tidak.
Kami hanya ingin yang terbaik untuk Kiki..

Sampai akhirnya jam 9.30 malam kami pulang dengan satu janji dari Kepala Komite Medis RSOB untuk bertemu ke esokan harinya.

Minggu, jam 11 pagi saya, Ayay (suami) dan kedua anak kami tiba di RSOB.
Kiki tersenyum..
Ada Geri abang nya juga..

Langsung ke 4 anak ini asik membawa buku bacaan yang di bawa anak-anak, mereka membaca sambil ketawa-ketawa..Kiki mendengarkan sambil sesekali tersenyum.
Sebelumnya kami sempat mampir di warung padang dan membungkus nasi padang berlauk dendeng batokok..hemm..yummy
Jam 12 anak-anak makan bersama..Kiki menolak jatah nasi rumah sakit dan meminta nasi padang yang di makan dengan lahap.

Ayay dan kedua orang tua Kiki mencoba mengurutkan kronologis kejadian mulai dari pertama Kiki di rawat di sini, orang tua Kiki bercerita, Ayay mengetik. Saya dan nenek Kiki mengawasi anak-anak bermain..
Ada mas Syamsul dan mbak (aduh mbak..siapa namanya?) dari PT Shinetsu yang datang mewakili teman-teman di PT Shinetsu Batam dan memberikan bantuan untuk Kiki dan keluarga.

Kali ini, kami tidak ingin ada situasi 'panas' diruangan ini..cukup sudah pengalaman tadi malam.

Saya juga sudah menghubungi dokter Afdalun, mengabarkan kami sudah berada di RSOB. Mas Syamsul pulang tidak lama kemudian, sambil menunggu kami makan bersama..kebetulan tidak ada pasien lain di ruangan.

Pukul 1.00, dokter Afdalun datang berkunjung ke kamar Kiki. Kedua orang tua Kiki, Ayay dan saya di ajak ke ruangan perawat,disana kami menceritakan semua unek-unek kami. Mama Kiki juga menceritakan beberapa accident yang sangat menyedihkan dan membuat dia tidak nyaman.

Intinya, ada beberapa point yang kami kemukakan
1. Kami butuh data progress Kiki. Data ini akan kami update ke blog Kiki sebagai laporan kepada para teman dan rekan yang selama ini banyak menolong Kiki dengan memberikan dana bantuan.

2. Kami mengeluhkan dokter bedah umum yang menangani Kiki selama ini. Dokter tersebut sangat tidak komunikatif, tidak pernah menjawab pertanyaan kedua orang tua Kiki tentang kondisi anaknya. Sangat berbeda dengan dokter Jorianto, spesialis Ortho yang menangani proses amputasi tangan kiri Kiki.

3. Kami juga mengeluhkan oknum perawat yang berkali-kali membentak kedua orang tua Kiki, juga nenek Kiki yang ikut menjaga. Bahkan sempat mengancam mama Kiki yang hendak mengadukannya ke suster kepala.

4. Kami bertanya tentang prosedur eskalasi di RSOB. Siapa yang harus kami temui jika ada ketidakpuasan terhadap pelayanan medis dan non medis.

5. Juga kami tanyakan tentang prosedur untuk meminta Kiki di tangani oleh dokter bedah lain. Dan jika ada kemungkinan Kiki di pindahkan ke rumah sakit yang secara jarak lebih dekat dari kediaman orang tua Kiki.

Dokter Afdalun yang ternyata pernah jadi mentor nya Ayay di bidang rescue, sangat kooperatif. Beliau menjelaskan prosedur eskalasi yang berlaku..beliau juga menyayangkan sikap dokter dan perawat dan berjanji untuk meng-conseling mereka.
Kendala-kendala di rumah sakit pemerintah, concern beliau terhadap pasian sebagai customer juga di jabarkan.

Untuk data perkembangan Kiki, akan di jelaskan oleh doker yang bersangkutan kepada kedua orang tua Kiki. Dokter Jorianto yang juga datang saat itu juga memberikan keterangan.
Adalah hak pasien untuk memilih hendak di tangani oleh dokter yang mana, dan juga hak dokter untuk tidak menerima pasien, begitu kata dokter Afdalun. Tidak masalah jika kedua orang tua Kiki hendak mengganti dokter bedah yang menangani Kiki.

Jika masih di inginkan, dokter Afdalun akan membantu pemindahan Kiki ke rumah sakit lain. Batam yang hanya sebuah pulau kecil menyebabkan beliau kenal baik dengan dokter bedah dari beberapa rumah sakit yang ada di sini.

Cukup lama kami berbincang, atau tepatnya curhat pada dokter Afdalun..

Kami lega sekali..
Yang jelas, Kiki terperhatikan..itu yang penting.

Mungkin terpengaruh oleh atmosfir yang kondusif,
Kiki minta di bantu untuk berdiri..

Saya kaget..
Berdiri?

Kiki memang anak tabah..
Dia berdiri..
Lalu melangkah dengan tertatih..


Ikut duduk di samping anak-anak lain yang sedang asik mendengarkan Ayay bercerita.

Ayay memperlihatkan dan bercerita tentang mahluk laut yang sempat Ayay photo..
Berjenis-jenis ikan, karang laut, kuda laut dan anak nya..juga Ayay & teman-teman yang bergaya dengan pakaian selam
Kiki tertarik sekali dengan hewan laut
Sampai akhirnya kami perhatikan Kiki gemetar..
Rupanya Kiki lelah, tapi masih ingin mendengarkan..
Papa Kiki memegangi anak nya..
"Sudah Pa, Kiki mo tidur.."
Akhirnya Kiki di gendong mama, dan berbaring lagi..

Kami pamit untuk pulang..

"Bunda kapan datang lagi?"
Insyaalloh secepatnya ya Ki..
"Ajak Gilang Boogie ya Bun"..ini pesan Gery..yang langsung di iyakan Gilang & alBoogie

Tidak ada komentar: