Berhati Besar

"Insyaalloh kami tidak mendendam mbak"..demikian ucap mama Kiki ketika ku tanyakan bagaimana nasib si penabrak Kiki.
Tadinya aku pikir, pasti orang itu sudah di penjara..tapi ucapan tulus mama Kiki membuat ku terhenyak.

"Si penabrak juga orang susah mbak, dia juga punya keluarga, punya anak. Kami tidak menuntut apa-apa darinya"

Dia hanya penjual kerupuk..
Saat itu, kebetulan mobil temannya terparkir di depan rumahnya..
Entah kenapa, dia iseng menstarter mobil, memasukkan perseneling dan menginjak gas
dan kejadian naas itu terjadi..

"Saya tidak dendam mbak, hanya saja saya terkadang bingung,marah..entah marah pada siapa", sambung papa Kiki

Keluarga ini mengajarkan satu hal yang sulit aku mengerti..
Yang membuat mata ku berembun lagi..

2 komentar:

Henny mengatakan...

Saya baru dpat e-mail, saya sudah keluar AIT sejak tahun 1999, posisi terakhir di test PC Test SPV. Sedih sekali melihat kiki terbaring tak berdaya seperti itu. Keluarga yang sangat tabah, dan memang begitulah seperti orang kecil. Coba kalau hal ini menimpa orang yang berpendidikan dan berkedudukan, mungkin sudah masuk penjara itu yang nabrak.

Semoga keluarga dikuatkan dan semoga kiki diberik kekuatan dan kebesaran hati untuk tetap melanjutkan hidup oleh Allah SWT.

omnivora mengatakan...

Salam.
Wah, sungguh berita yang baru saya ketahui ini cukup lebih keras menggetarkan dada saya. Saya jadi mau ikut kasih komentar.
Eh, tapi tanggapan dari Ibu Henny juga mengundang reaksi saya yang lainnya lagi.
Apa yang disampaikan Ibu Henny juga sentilan yang cukup mengena dan cenderung sesuai dengan keadaan di kehidupan sebenarnya, bukan seperti yang suka kita lihat di film-film. Memang kalau tragedi seperti yang dialami keluarga Kiki Vinanda terjadi pada keluarga yang lebih punya power, memang biasanya punya adat yang lebih gede, persis seperti yang digambarkan Ibu Henny; sang penyebab musibah mungkin sudah masuk penjara.

Lalu mengenai keluarga Kiki Vinanda sendiri, saya salut dengan cocoknya judul tulisannya; Berhati Besar. Ayah dari Kiki pantas jadi teladan bahwa kebaikan bukan sekedar kata atau niatan tanpa penerapan. Saya rasa saya cukup memahami bagaimana sang ayah sampai bisa punya permakluman yang sehebat itu. Juga atas ketawakalan ibunya Kiki. Semoga Allah menjaga kalian dengan karunia yang besar.
Dan untuk Kiki. Kamu adalah anak lelaki yang memiliki nama yang membuat saya menemukan artikel ini.
Barusan, saya mengetik nama anak saya; Rizky Vinanda di kolom pencarian Google. Betapa terkejut gambar yang pertama muncul adalah gambar seorang pemuda yang mendapat musibah. Beberapa kali saya perhatikan; siapa kamu. Ternyata kamu cuma punya nama yang mirip dengan nama anak saya yang -kebetulan- sudah lama berpisah dari saya, karena mengikuti ibunya yang sudah berpisah dari saya.
Pesan saya untuk Kiki; kamu harus sadar bahwa setragis apapun suatu musibah adalah dapat terjadi pada siapapun, kapanpun (bahkan disaat kamu masih sepantasnya bersenang-senang dengan tubuh yang normal). Tapi rangkaian berikutnya dari semua jalan hidup kita adalah; nikmat Tuhan akan selalu bersama kita selama kita menjaganya. Jadi, maksud saya adalah.. Teruskan hidup kamu tanpa sedikitpun merasa kekurangan, kecuali yang kurang dari diri kamu adalah keberanian menghadapi hidup ini.
Salam untuk kamu sekeluarga.